Di suatu sore disebuah rumah makan yang terletak dipusat kota Jakarta,
terlihat olivia sedang duduk menyantap makanannya. Tanpa disadarinya
terlihat juga sepasang mata memperhatikannya dari sebuah kursi yang tak
jauh dari tempat duduknya.
’’eh Glen,disini juga.’’ Sapa olivia saat tersadar ada glen didekatnya.
‘’iya, boleh aku duduk disitu?’’ jawab glen
‘’kenapa tidak…’’ sahut olivia.
Mereka pun mengobrol dan terciptalah keakraban diantara mereka,padahal
selama 2 tahun ini mereka satu sekolahan,tapi mereka jarang sekali
bertegur sapa, dan entah kenapa hari iitu dlen dan olivia terlihat akrab.
‘’besok weekend ya.. kamu ada planing kemana?” Tanya glen.
“gak ada rencana sih mau kemana. Ya paling jalan sama teman-teman” jawab olivia.
Obrolan itu terhenti saat glen menerima telepon, dan dia pamit untuk
pulang lebih dulu karena mendapat panggilan untuk menjemput adiknya.
Selepas glen pergi tinggallah olivia duduk sendiri lagi.
“ bosen ah, mendingan aku online dech.”gumam olivia sambil membuka akun facebooknya.
olivia meng-update status yang bertuliskan lirik sebuah lagu yang baru saja didengarnya.
“bodohnya diriku selalu menunggumu yang tak pernah untuk bisa mencintai aku.”
Beberapa saat setelah menulis status itu,mampir sebuah pemberitahuan bahwa Sisil, sahabat dekat olivia mengomentari statusnya.
“siapa sih ka? Kayaknya lagi mendam rasa ‘ma seseorang ya,, cerita dong..”
olivia memang tidak pernah menceritakan kepada siapapun bahwa selama ini
dia sedang menyimpan rasa pada seseorang. Hanya diari mungilnya yang
menjadi saksi bisu gundah gulana hatinya. Dia berusaha mengelak dari
pertanyaan Sisil.
“gak kok,itu cuma lirik lagu aja…” jawab olivia.
Memang sudah lama olivia memperhatikan Vino,teman satu sekolahannya,
namun tak ada keberanian untuk mengatakannya. Mereka hanya bisa
mengobrol seperti teman biasa, dan olivia risih jika harus berhadapan
dengan Vino,karena dia harus menutupi rasa gugupnya.
***
“hai Vin,,ujan-ujan gini mau pulang?” Tanya olivia saat bertemu Vino di parkiran sekolah.
“nunggu ujan sih lama, ujan kayak gini biasanya awet loh..” sahut Vino ramah.
“oh,ya udah..hati-hati ya,,,” pesan olivia.
Senyum mengembang di bibirnya karena baru saja berpapasan dengan pujaan
hati tercinta. Sesampainya dirumah, olive masih saja teringat wajah Vino
tadi,tiba-tiba dering handphone membuyarkan lamunannya. Satu pesan dari
Rian, teman satu sekolahannya.
“hai Ka..lag ngapain? udah makan belum?” begitulah isi sms tersebut.
“ngapain lagi Rian nhi sms,,gak kapok-kapok juga apa.” Batin olivia kesal.
Begitulah Rian, selalu membuat Olivia risih dengan sikapnya. Selalu sms
gak jelas,gak penting pula. Kalau mereka ketemu, pati selalu saja ada
kejahilan yang dibuat Rian kepada olivia. Olivia sering dibuat kesal
dengan sikap Rian terhadapnya yang dia sendiri tidak tahu apa maksud dan
tujuan dari Rian bersikap seperti itu.
“mending aku mikirin Vino. Andai saja Vino yang sms. Aminnnnn,,”gumam olivia.
Lagi-lagi Riska meng-update status facebok-nya yang bernada sedih.
“oh mungkin aku bermimpi menginginkan dirimu….” Begitulah lirik lagu yang menjadi status facebooknya.
“aduh..ngapain sih mikirin Vino lagi,gak bisa berhenti bentar aja
kenapa. Kalau bisa jangan berharap lebih deh sama dia,,lupain aja
perasaan ini. Lagian dia juga gak bakalan tau perassan aku kalau aku gak
ngasih tau ke dia,kalau aku cuma diem aja. Lagian ternyata susah juga
nyimpan rasa ini sendirian.” Batin olivia berbicara sendiri.
Besoknya dia memutuskan untuk menceritakan tentang perasaan gundah gulananya selama ini dengan Deva, sahabatnya.
“udahlah Ka,ngapain sih ngarepin yang gak pasti. Toh, dia kan juga gak tau. Angggap aja kamu itu cuma mengagumi.” Saran Deva.
“ya niatnya sih emang mau ngelupain dia, tapi kan kita satu sekolah.
Tiap hari ketemu, gimana caranya ngelupain? Mana tiap ketemu dia,aku
jadi lupa sama niatku buat ngelupain dia.”
“waduh,,kenapa jadi aku yang bingung ya? Gini aja, kamu jangan maksain
buat ngelupain dia, jalanin aja dulu..siapa tahu lama-lama dia bakalan
nangkap sinyal-sinyal kamu dan bakalan tahu perasaan kamu ke dia. Kamu
berdo’a aja.”
“eh tapi Va, gue juga ngerasa sinyal-sinyal dari dia. Kadang nih ya,aku
sering ngeliatin dia.. eh kadang aku sering ketemu mata sama dia.’
“jangan-jangan tanpa kamu tahu,dia juga sering ngeliatin kamu.”
“hmm…..semoga aja, jadi aku gak galau lagi, ya gak?”
‘amiinn..aku do’ain aja deh.”
***
Pagi yang cerah membuka semangat baru bagi olivia untuk memulai
aktivitasnya di sekolah. Lagi-lagi olivia bertemu Rian di koridor sekolah
dan Rian lagi-lagi mencoba menggodanya. Dengan sengaja dia menarik
tangan olivia hingga olivia tersungkur ke tubuh Rian.
“ih.kamu gak bisa diem apa. Sehari aja gak jahil bisa gak?’ serang olivia garang.
Rian pun hanya membalas dengan senyuman. Dan itu membuat olivia bertambah kesal.
“aduh Va, Rian tuh gak bisa berheti gangguin orang. Tiap malem aja pasti
ada sms dari dia,yang isinya tuh gak penting banget.” Cerita olivia
kepada Deva.
“wah jangan-jangan dia naksir kamu ka” goda Deva.
“ waduh..aku mohon dengan sangat,,jangan sampai itu terjadi. Aku kan pengennya deketin Vino.kenapa jadi temennya yang kecantol.”
Deva hanya tertawa melihat wajah sahabatnya itu yang sedang gusar.
***
Malam ini olivia merenung sambil mendengarkan lagu favoritnya. Sementara
matanya tak beralih dari langit yang berhiaskan bintang berkilauan.
Sesekali matanya memandang foto Vino yang kemarin dia curi dari
handphone temannya.
“Vin,kapan kamu bisa ngerti perasaan aku,kapan kamu bisa tau? Aku capek
mendam rasa ini sendirian Vin.kapan kamu tahu,aku disini nunggu kamu
Vin.” Gumam Olive.
Untuk menghibur dirinya,dia membuka akun facebook-nya dan ada satu pesan
yang ternyata dari Glen dan isinya cukup mengagetkan olivia.
“ ka..i love you.” Riska membaca pesan itu berulang kali.
Besoknya olivia langsung menceritakan itu kepada Deva.
“waduh ka,jangan-jangan Glen……” Deva menggantungkan kalimatnya.
“jangan-jangan apa Va..” Tanya olivia.
“ Ya…jangan dong Va, kemarin Rian,sekarang Glen, coba aja Vino,pasti aku
tanggapin dengan senang hati.” olivia mengerti maksud kalimat Deva
setelah sesaat berfikir.
“ ya udah deh..aku tahu cintanya Cuma buat Vino seorang, yang lain bisanya ngarep aja deh.” Kata Deva sambil tersenyum.
***
Rasa suka yang dialami olive terus hadir walaupun dia telah mencoba
untuk mengabaikan rasa itu. Tiba-tiba datang Deva mengusik ketenangannya
yang sedang merenung.
“ hey, olivia Vino.” Kaget Deva.
“ apaan sih, olivia aja, bukan Olivia Vino.”
“bentar lagi juga bakalan jadi Olivia Vino” goda Deva.
“Amiinn Ya Allah…..” harap olivia.
“eh, kamu tahu gak,aku denger kemarin Vino jalan sama adek kelas kita, si Yessi itu lho.”adu Deva.
“ya terserah dia lah. Aku juga gak akan terlalu berharap banyak sama dia.” Sahut olivia sedikit kecewa.
“loh,tadi baru bilang aminn, sekarang udah gitu lagi.” Goda Deva lagi.
***
Entah kenapa rasa itu perlahan hilang, namun tetap saja sisa-sisa cinta
itu masih tertinggal dihati olivia. Suatu saat ketika dia sedang duduk
bersama temannya, terlihat Vino dan Rico,teman sekelas olivia sedang
ngobrol dan kelihatannya percakapannya serius. Rico pun meninggalkan
Vino dan duduk di bangku dekat olivia sambil menggerutu.
“tuh anak bikin kesel aja. Apa sih maunya.” Geram rico.
Olivia hanya bisa heran melihat sikap Rico. Tiba-tiba datang lagi Vino
menuju kearah Rico. Olivia mulai melihat sinyal-sinyal negatif dari wajah
Vino.
“wah,dari tampangnya,kayaknya bakal ada perang nih. Gawat, aku harus cegah.” Gumam Olivia.
Saat Vino lewat didepannya.
“Vino..jangan,kalian apa-apaan sih.” Cegat Olivia.
“aku juga gak tau ka,kayaknya aku gak ngerasa punya salah sama dia,tapi
dia ngajak ribut kayaknya.” Jelas Vino berhenti sebentar,lalu meneruskan
jalannya ke arah Rico.
Olivia hanya bisa melihat mereka dari tempat duduknya.
“loe gak ngehargain cewek Vin,loe gak ngerti perasaan mereka.” Sergah Rico tiba-tiba.
“maksud loe apa?kok ngebahas cewek?”Tanya Vino tak mengerti.
“loe tahu,selama ini diam-diam ada seseorang yang ngarepin loe,nunggu loe. Loe gak tau kan?”
“siapa?”
“loe pikirin aja sendiri.kira-kira siapa orang itu.”
Vino hanya bisa heran dan tampak bingung mendengar perkataan Rico. Dia bertanya-tanya dalam hati,siapa yang dimaksud Rico tadi.
***
Olivia tiduran dikamarnya sambil mendengar mp3 di handphonenya.
“ Tuhan,kenapa sat aku mencintai seseorang. Dia tidak bisa membaca apa
yang kurasakan. Namun disaat ada seseorang yang membuka hatinya
untukku,aku malah tidak bisa merasakan cintanya. Kenapa aku gak bisa
dicintai oleh orang yang juga aku cintai.” Gumam Olivia.
Dering handphone membuyarkan lamunannya.
“apa mungkin aku hanya bisa berharap tanpa bisa memilikinya.” Olivia membaca sms yang ternyata datang dari Rico.
“maksudnya?” Olivia bertanya-tanya sendiri.
Otak Olivia mulai berimajinasi. Selama ini sikap Rico memang baik dengannya dan mereka cukup akrab.
“ah,tapi gak mungkin. Sikap dia kan cuma sebatas teman aja,gak lebih kok.” Olivia menepis pikiran itu.
***
Sementara itu, Vino masih kepikiran dengan ucapan Rico. Dia masih mencari-cari siapa yang diam-diam menunggunya selama ini.
“udah tahu orangnya?” Tanya Rico saat mereka berpapasan di kantin sekolah.
“belum.siapa sih” Tanya Vino.
“yakin mau tahu” Tanya Rico lagi.
“cepetan lah Co,gue penasaran nih.”
“ Olivia Oktaviani alias Olive”
“gak mungkin Co. loe tau darimana?” Tanya Vino,tidak yakin dengan ucapan Rico.
“gue denger dari mulut dia sendiri saat dia sedang curhat dengan Deva
dikelas. Gue gak sengaja denger.sekarang loe tahu kan,dan gue harap loe
bisa dewasa nentuin sikap.jangan biarkan dia nunggu loe terus dengan
harapan-harapan kosong yang bakal nyakitin dia.” Jelas rico.
“maksudnya?” Vino bertambah bingung.
Pertanyaan itu diabaikan Rico,dan dia berlalu pergi meninggalkan Vino.
Akhirnya Vino memutuskan untuk menanyakan sendiri dengan Olivia.
“ ka, bener apa yang dibilang Rico kalau selama ini loe diam-diam merhatiin gue?”
Olive pun kaget membaca isi sms yang datang dari Vino tersebut. Dia pun bingung harus menjawab apa, lalu diabaikannya sms Vino.
Besoknya di sekolah, kebetulan Olive berpapasan dengan Vino dan Vino langsung memanfaatkan kesempatan itu.
“ Ka, kenapa semalem kamu gak jawab pertanyaan aku? Bener apa yang dibilang Rico?” sergah Vino.
Tak sengaja Rico lewat dan Vino langsung mencegat Rico.
“ co, jelasin apa yang loe bilang sama gue kemaren?”
“loe tahu darimna Co?” Tanya Olivia.
“gue gak sengaja denger curhat loe sama Deva waktu itu.”
“trus kenapa loe bilang semuanya sama Vino.” Tanya Olive lagi,dan Rico pun terdiam.
“ jawab co, kenapa?”
“sampai kapan loe mampu mendam rasa ini sendirian ka. Gue gak mau liat
loe sedih karena cinta loe gak pernah dibalas. Bahkan Vino mungkin gak
akan tahu kalau gue gak bilang langsung sama dia...” Jelas Rico
“tapi Rico…”
“ gue Cuma mau liat loe seneng Ka.” Potong Rico.
Olive terdiam dan dia menatap Rico.
“maksud loe?” Tanya Olive lagi sambil menatap Rico.
“loe ingat sms gue dulu ke loe. Itu isi hati gue Ka.” Olive teringat sms
Rico waktu itu, dan dia menarik nafas perlahan sambil menundukkan
kepala.
”karena gue ingin loe bahagia,jadi gue bilang semuanya sama Vino Ka.’ Lanjut Rico lagi.
“Rico…terus gimana…”
“gue gak apa-apa Ka. Asal loe bahagia.” Rico memotong kalimat Olive.
Olive diam dan mengalihkan pandangannya ke arah Vino.
“ Vin.itu semua benar. Tapi itu dulu,dan sekarang gue udah gak ngarepin
balasan dari loe lagi. Lagian gue juga gak mau maksa loe buat nerima
gue. Karena gue tahu, loe gak akan bisa mencintai gue seperti gue dulu
ke loe.” Jelas Olive.
“maksud loe Ka?” Tanya Rico dan Vino serempak.
“ya,gue udah ngubur perasaan itu dalam-dalam. Dan sekarang gue gak lagi
ngarepin Vino kok, loe tenang aja Vin. Gue gak akan maksa loe buat suka
sama gue lagi.”lanjut Olive.
“sekarang ada orang yang benar-benar sayang sama loe. Apa harapan itu ada untuk dia?” Tanya Vino sambil menunjuk rico.
“jujur gue juga sayang loe Co.sikap loe,kebaikan loe. Itu yang bikin gue
juga sayang loe. Tapi gue gak bisa nerusin rasa itu karena gue gak mau
persahabatan kita rusak gara-gara itu. Karena loe udah jadi teman aja
loe udah bikin gue bahagia kok punya teman kayak loe.” Jelas Olive.
“loe bener ka.persahabatan kita lebih penting.” Jawab Rico.
“lagian,loe masih bisa kok sayang sama olive sebagai kakak ’ Sambung Vino.
“iya dong, gue kan juga sayang sama Rico. Tapi Cuma sebagai sahabat. Loe
gak perlu berubah kok sama gue,sikap loe,kebaikan loe. Contohnya
sekarag aja.mumpung masih dikantin nih,boleh dong ya mesen satu mangkok
aja.laper ni habis klarifikasi tadi.”canda Olive.
“yeee ujungnya gak enak tuh.” Balas Vino.
Dan akhirnya semuanya berkahir bahagia. 3 hati itu tetap bisa saling menyayangi sebagai sahabat :)
"Sahabat itu gak cuma ada dalam kebahagian semata tapi sedia pundak saat kesedihan sahabat lainnya,Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, begitu pula Tuhan memperkenalkan kita, kau pasti punya peran di hidupku "
" Kebanyakan orang di dunia manusia selalu mengambil keputusan begitu saja atas apa yang mereka lihat "
" Saat kau menemukan keberanian untuk menyerahkan hidupmu demi seseorang, Saat itulah kau akan memahami cinta"
Terima kasih telah membaca :)